Bagaimana Cara Menyikapi Imam Shalat Seperti Ini?
Bagaimana Cara Menyikapi Imam Shalat Seperti Ini?
Pertanyaan #79
Bapak Fulan (Tambun Selatan – Bekasi)
Apa yang sebaiknya kami lakukan, apabila ada orang yang mau meng-imami shalat!
Tapi apabila dia masbuk, seolah-olah dia tidak mau ikut di jamaah itu atau sengaja melambat-lambatkan atau sibuk mengerjakan sesuatu terlebih dahulu.
Apa sebaiknya dihindari orang seperti ini atau bagaimana?
Syukron jazakallahu khairan…
Jawaban :
Bismillah,
Ikhwah a’azzaniyallah wa iyyaakum
Shalat berjamaah merupakan ibadah yang agung dan mesti mendapat perhatian lebih dalam praktik pelaksanaannya. Di antara yang masih sering menjadi masalah saat shalat berjamaah adalah pemilihan imam shalat.
Secara syariat penentuan imam shalat itu didasarkan pada sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :
يَؤُمُّ القومَ أقرؤُهم لكتابِ اللهِ . فإن كانوا في القراءةِ سواءً . فأعلمُهم بالسُّنَّةِ . فإن كانوا في السُّنَّةِ سواءً . فأقدمُهم هجرةً . فإن كانوا في الهجرةِ سواءً ، فأقدمُهم سِلْمًا . ولا يَؤُمنَّ الرجلُ الرجلَ في سلطانِه . ولا يقعدُ في بيتِه على تَكرِمتِه إلا بإذنِه قال الأشجُّ في روايتِه ( مكان سِلمًا ) سِنًّا
“Hendaknya yang mengimami suatu kaum adalah orang yang paling baik bacaan Al Qur’annya. Jika mereka semua sama dalam masalah bacaan Qur’an, maka hendaknya yang paling paham terhadap Sunnah Nabi. Jika kepahaman mereka tentang Sunnah Nabi sama, maka yang paling pertama hijrah (mengenal sunnah). Jika mereka semua sama dalam hijrah, maka yang paling dahulu masuk Islam. Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya”. Dalam riwayat Al Asyaj (bin Qais) disebutkan: “yang paling tua usianya” untuk menggantikan: “yang paling dahulu masuk Islam” (HR. Muslim).
Setelah memahami syarat-syarat penentuan imam tersebut, ada adab lain yang berkaitan dengan penentuan imam sesuai sabda Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam :
ثَلاثَةٌ لاَ تَرْتَفِعُ صَلاَتُهُمْ فَوْقَ رُؤُوْسِهِمْ شِبْرًا : رَجُلٌ أَمَّ قَوْمًا وَهمْ لَهُ كَارِهُوْنَ
“Tiga golongan yang tidak terangkat shalat mereka lebih satu jengkal dari kepala mereka: (Yaitu) seseorang menjadi imam suatu kaum yang membencinya.” (HR. Ibnu Majah)
Disebutkan dalam Aunul Ma’bud (2/213), al-Khathabi mengatakan:
“Yang lebih mendekati bahwa ancaman ini berlaku untuk orang yang tidak layak jadi imam, namun dia memaksakan diri untuk jadi imam, sehingga banyak orang tidak suka ketika dia jadi imam. Adapun orang yang berhak jadi imam, maka celaan itu kembali kepada orang yang membencinya.”
Bahkan Syaikhul Islam rahimahullah menambahkan:
“Jika makmum membenci imam karena kekurangan agamanya, misalnya karena suka berdusta, suka dzalim, atau bodoh masalah agama, atau pelanggaran bid’ahnya atau alasan lainnya, dan mereka lebih menyukai orang lain untuk jadi imam, karena pertimbangan kesempurnaan agamanya, misalnya lebih jujur, lebih berilmu dan lebih sempurna agamanya, maka wajib untuk menunjuk imam yang disenangi makmum. Sementara imam yang dibenci makmum, tidak berhak untuk menjadi imam.” (Majmu’ al-Fatawa, 23/373)
Oleh karena itu, ketidaksukaan itu jangan didasari oleh landasan personal, akan tetapi terkait dengan apa-apa yang telah digariskan dalam syari’at.
Wallaahu a’lam.
Baarakallaah fiikum.
Referensi:
https://konsultasisyariah.com/35946-imam-dibenci-makmum-shalatnya-tidak-diterima.html
https://almanhaj.or.id/2486-adab-adab-imam-dalam-shalat-berjamaah.html
Dinukil oleh Ustadz Rian Abu Rabbany
***
Semoga jawaban dari pertanyaan tentang bagaimana cara menyikapi imam shalat ini bermanfaat dan memberikan faidah kepada kita semua. Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum…
Post Comment