Hakikat Tauhid – Kajian Rutin Tauhid Pertemuan #3
HAKIKAT TAUHID
Rangkuman materi kajian Ustadz Abu Yasfik Sudirman, S.Ag. Hafizhahullah
(Ahad, 14 Rajab 1444 H / 05 Februari 2023 – At Tauhid, BSD Sport Center Bandung)
Bismillah…
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Perlu kita ingat kembali, bahwa amalan sebesar dan sehebat apapun, jika tidak dibangun di atas Tauhid, maka amalan tersebut sia-sia, tidak bernilai sedikitpun disisi Allah Ta’ala.
Hal ini sesuai dengan ucapan Syaikh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin Rahimahullahu Ta’ala :
“Ibadah dibangun di atas Tauhid.”
Maka ibadah, yang dia tidak dibangun di atas Tauhid yang benar, maka ibadah itu tidak benar dan bisa menjadi sia-sia.
Untuk menjalankan tauhid yang benar, maka kita perlu mengetahui tentang lawan dari Tauhid, yakni kesyirikan! Yang dengan mengetahui hal tersebut, kita semua bisa berhati-hati terhadapnya dan menjauhinya.
Adapun beberapa praktek kesyirikan masih menyebar di Indonesia, antara lain :
-
Dukun masih banyak sekali jumlahnya, bahkan hampir setiap kota, kelurahan, ada dukunnya,
-
Masih banyak orang yang percaya kepada jimat-jimat & simpanan (yang rata-rata semua hal tersebut berhubungan dengan jin),
-
Masih menganggap angka sial (angka 13) dan Tathoyyur,
-
Masih memberikan sesajen (makanan-makanan) kepada pohon, batu besar,
-
Menyembelih untuk jin, atau menyembelih untuk penguasa gunung, penguasa lautan, bangun rumah, bangun jembatan, dan lain-lain,
-
Masih percaya kepada benda-benda bertuah (keris, batu akik),
-
Mencari keberkahan dari kyai slamet (seekor kerbau), yang jika kerbau tersebut keluar dari rumahnya, maka diperebutkan berkahnya, bahkan kotorannya pun diperebutkan,
-
Praktek meminta-minta kepada kuburan (mayit yang ada di dalam kuburan). Dalil yang menyebutkan bahwa ahli kubur tidak bisa mendengar surat Fathir : 22, surat An-Naml : 80
-
Menawarkan barang-barang yang diklaim menjadi sesuatu yang bisa melariskan,
-
Munculnya da’i-da’i plurarisme yang menyatakan bahwa semua agama itu sama.
Ini adalah beberapa praktek kesyirikan yang banyak dijumpai di Indonesia. Dan hal ini perlu untuk kita ketahui agar bisa dihindari, karena jika ada yang meninggal dalam kesyirikan, maka dia diharamkan masuk ke dalam surga, na’udzubillah.
Penyebab yang menjadikan praktek-praktek di atas mudah diterima adalah karena kebodohan (kejahilan), dan tidak memahami tentang Hakikat Tauhid itu sendiri.
Mempelajari perkara Tauhid, adalah perkara yang sangat urgent di negeri kita, melihat praktek-praktek kesyirikan yang banyak dan masih tersebar.
Banyak orang yang menganggap bahwa dakwah Tauhid adalah dakwah yang kuno dan sudah ketinggalan zaman, padahal Tauhid ini adalah inti dari ajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, yang sebagai umat Islam kita harus senantiasa mempelajarinya secara terus menerus.
Selain itu, banyak juga orang yang salah faham tentang hakikat Tauhid. Mereka menganggap bahwa Tauhid ini semata-mata meyakini bahwa Allah satu-satunya pencipta alam semesta ini, yang mengaturnya, dan yang memberi rezeki.
Anggapan dan keyakinan seperti itu sama dengan keyakinan kaum Musyrikin, yang pada waktu itu mereka diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Yang menjadikan mereka diperangi adalah :
-
Mereka bertauhid dalam hal meyakini bahwa Allah satu-satunya pencipta, pemberi rezeki, dan yang mengatur alam semesta, atau yang bisa kita sebut dengan Tauhid Rububiyyah,
-
Akan tetapi mereka memalingkan ibadah kepada selain Allah Ta’ala, seperti kepada berhala-berhala, pohon, dan batu (mereka tidak mentauhidkan Allah dalam hal Uluhiyyah / peribadahan).
Maka dari itu, penting bagi kita untuk mendalami kembali tentang HAKIKAT TAUHID.
======
Masyarakat di zaman kehidupan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah banyak yang menyimpang dalam hal Tauhid.
Pokok pembahasan dalam Kitab Tauhid adalah tentang Tauhid Uluhiyyah.
=====
Sesi Tanya Jawab
- Pertanyaan #1 : Apakah takut kepada sesuatu selain Allah termasuk kesyirikan?
- Jawaban : Takut yang disertai dengan pengagungan dan kerendahan kepada yang ditakuti selain Allah Ta’ala, maka ini akan termasuk pada kesyirikan. Tapi jika ketakutan itu hanya sekedar takut tabi’at, maka itu tidak termasuk kesyirikan.
=====
- Pertanyaan #2 : Apakah yang di dalam kubur mendengar orang yang mengucapkan salam ketika melalui kuburan?
- Jawaban : Mendo’akan penghuni kubur, mengucapkan salam ketika memasuki kubur adalah sunnah. Adapun tentang ahli kubur mendengar atau tidak, maka dikembalikan kepada dalil-dalil yang menjelaskan bahwa ahli kubur tidak dapat mendengar. Jadi do’a kita, salam kita, hanya sebagai salah satu amalan sunnah yang kebaikannya akan kembali kepada kita yang melakukan sunnah tersebut.
=====
- Pertanyaan #3 : Di antara praktek ketika mengiringi jenazah, adalah do’a-do’a setelah selesai dikuburkan.
- Jawaban : Ini adalah sunnah yang dianjurkan, karena Rasulullah meminta para shahabat untuk mendo’akan ahli kubur agar diteguhkan dalam menjawab pertanyaan, karena si mayit sedang ditanya. Adapun prakteknya dilakukan sendiri-sendiri tanpa dipimpin, dan tidak dilakukan secara berjamaah.
***
Demikian resume kajian yang bisa disampaikan dari materi tentang HAKIKAT TAUHID. Semoga bermanfaat dan semoga Allah senantiasa mengkaruniakan kepada kita Taufik-Nya untuk bisa mendalami Tauhid dan berpegang teguh dengannya hingga datang kematian.
Barakallahu fiikum.
Post Comment