Kajian tentang Hijrah dan Ukhuwah
Kajian tentang Hijrah dan Ukhuwah
Bismillah
2 hal yang pasti berdekatan yaitu Hijrah dan Ukhuwah. Hijrah yang tidak mendekatkan kepada Ukhuwah adalah hijrah yang palsu.
Hukum dan Jenis Hijrah
Hijrah hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap Muslim.
Imam Ibnul Qayyim berkata ada 2 macam hijrah, yaitu :
- Hijrahnya Hati kepada Allah dan Rasul-Nya
- Hijrah Badaniyah (ini bukti nyata dari Hijrah Hati)
Makna dan Bentuk Hijrah
Makna dari Hijrah adalah kembalinya hati kepada Allah dan rasul-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 50 :
فَفِرُّوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗ اِنِّيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌۚ
“Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sungguh, aku seorang pemberi peringatan yang jelas dari Allah untukmu.”
Memindahkan kecendurangan hati kita dari selain Allah menjadi kecendurungan kepada Allah, mencintai Allah, dan mencintai apa yang Allah cintai adalah bentuk dari HIJRAH.
Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Seorang Muslim sejati adalah Muslim yang lainnya selamat dari lisannya dan tangannya.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Catatan : Dia selamat dari perbuatan mencaci, ghibah, dan perbuatan yang menyakiti orang lain, dan apapun yg sifatnya merusak, mengganggu orang lain.
Adapun orang yang Hijrah sejatinya dia adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang, dan melakukan apa yang telah Allah wajibkan.
Dan seorang muslim wajib Hijrah setiap harinya.
Pengaruh Keimanan dan Proses Hijrah
Hijrah itu menancapkan keimanan yang hakiki di dalam hati kita, dan wujud nyata tertancapnya iman didalam hati kita adalah mudah melakukan apa yang diwajibkan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh Allah Ta’ala.
Iman juga menjadi landasan dalam bidang Ekonomi, sehingga orang yg bermuamalah atas dasar Iman bukan untung atau rugi tetapi yang ada di dalam benaknya adalah Ridha Allah, apakah berkah Allah yang dia akan dapat atau justru murka Allah.
Iman juga teraplikasi dalam setiap aspek kehidupan manusia. Saking luasnya kita tidak bisa menjelaskannya
Aplikasi Iman terhadap Ukhuwah Islamiyah
Iman wajib melahirkan Hijrah, dan Hijrah yang wajib adalah kembalinya hati seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah ta’ala berfirman dalam QS. Al-Anfal ayat 72 :
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يُهَاجِرُوْا مَا لَكُمْ مِّنْ وَّلَايَتِهِمْ مِّنْ شَيْءٍ حَتّٰى يُهَاجِرُوْاۚ وَاِنِ اسْتَنْصَرُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ اِلَّا عَلٰى قَوْمٍۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِّيْثَاقٌۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada Muhajirin), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikit pun bagimu melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. (Tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Catatan : Yang sudah lama hijrah wajib menolong orang yang baru hijrah.
Maka hijrah ini bermula dari Iman, dan Iman wajib melahirkan HIJRAH dan Hijrah yang benar adalah kembalinya Hati kepada Allah.
Semua orang disetiap tempat, disetiap waktu wajib melakukan hijrah karena hijrah adalah aplikasi nyata dari Iman.
Dan wujud nyata dari Hijrah adalah munculnya ukhuwah, dan rasa kasih sayang kepada sesama muslim inilah bukti nyata dari IMAN.
Iman = Saling Mencintai Sesama Muslim
Allah ta’ala berfirman dalam QS. Al Hujurat ayat 10 :
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Allah Ta’ala berfirman dalan QS. Al-Fath ayat 29 :
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِ ۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.”
Iman wajib diaplikasikan dalam bentuk ukhuwah, saling sayang dan mencintai kepada sesama muslim.
Banyak penjelasan dalam Al-Qur’an tentang sahabat-sahabat terdahulu yang mencintai seorang muslim lebih dari mencintai dirinya sendiri.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
: وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “لاَ تَدْخُلُوا الجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلا تُؤْمِنُوا حَتىَّ تحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَئٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحاَبَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَم بَيْنَكُم” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak disebut beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian melakukannya, kalian pasti saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no. 54)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
Balasan Bagi yang Mencintai Sesama Muslim
Sangat penting rasa saling cinta mencintai sesama muslim, karena Allah akan memberikan ganjaran yang begitu besar, di antaranya :
Ganjaran #1 : Dia akan merasakan manisnya Iman
Kata Imam An Nawawi Rahimahullah :
Salah satu bentuk nyata manisnya iman adalah al khusyu fi sholah (khusyuk di dalam shalat, khusyuk dalam berdzikir, khusyuk dalam berdo’a dan khusyuk dalam ibadah lainnya) dan khusyuk ini adalah bagian dari Agama yang Allah cabut dari hati manusia.
Salah satu kenapa hilangnya rasa Khusyuk adalah hilangnya rasa cinta kepada sesama muslim.
Catatan : Jelas betapa berpengaruhnya muamalah ke dalam ibadah seseorang
Siapa orang yang ingin merasakan manisnya iman di dalam hatinya, maka hendaklah dia mencintai setiap muslim karena Allah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلَاوَةَ الْإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُـحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِـي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِـي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16, HR. Muslim no. 43)
Catatan : Istiqamah dalam hijrah merupakan salah satu unsur memperoleh manisnya keimanan.
Ganjaran #2 : Mencintai karena Allah Merupakan Tali Islam yang Paling Kuat
Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوْثَقَ عُرَى الْإِيمَانِ: أَنْ تُحِبَّ فِي اللهِ، وَتُبْغِضَ فِي اللهِ
“Sesungguhnya tali Islam yang paling kokoh adalah kau mencintai karena Allah dan membenci karena Allah subhanahu wa ta’ala.” (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Barangsiapa mencintai orang lain karena Allah, membenci orang lain karena Allah, ia memberi kepada orang lain karena Allah dan tidak memberi juga karena Allah, maka sungguh imannya telah sempurna.”
(HR. Abu Dawud)
Catatan : Orang yang mencintai orang kafir maka orang itu Munafik! Dan orang munafik itu adalah saudaranya orang kafir.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لا يَأْلُونَكُمْ خَبَالا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS. Ali Imran [3]: 118)
Membenci karena Allah adalah Membenci apa apa yang Allah benci.
Catatan : kita harus menahan memberi kepada kemaksiatan.
Ganjaran #3 : Mencintai karena Allah Merupakan Bukti Kesempurnaan Iman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits shahih yang dikeluarkan oleh Abu Dawud dan yang lainnya :
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ، وَأَبْغَضَ لِلَّهِ، وَأَعْطَى لِلَّهِ، وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
“Barangsiapa mencintai orang lain karena Allah, membenci orang lain karena Allah, ia memberi kepada orang lain karena Allah dan tidak memberi juga karena Allah, maka sungguh imannya telah sempurna.”
Tidaklah 2 orang manusia saling mencintai karena Allah kecuali orang yang paling utama diantara mereka adalah yang paling besar kadar cintanya.
Catatan : Maka orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling besar cintanya kepada muslim lainnya.
خير الناس أنفعهم للناس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”
Ganjaran #4 : Orang yang Mencintai Sesama Muslim Akan Dicintai oleh Allah
Kadar kecintaan Allah kepada kita itu bagaimana kadar kecintaan kita kepada muslim lainnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
“Sesungguhnya seseorang ada yang ingin mengunjungi saudaranya di kota lain. Allah lalu mengutus malaikat untuknya di jalan yang akan ia lalui. Malaikat itu pun berjumpa dengannya seraya bertanya, ‘Ke mana engkau akan pergi? Ia menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di kota ini?’ Malaikat itu bertanya kembali, ‘Apakah ada suatu nikmat yang terkumpul untukmu karena sebab dia?’ Ia menjawab, ‘Tidak. Aku hanya mencintai dia karena Allah ‘azza wa jalla.’ Malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untukmu. Allah sungguh mencintaimu karena kecintaan engkau padanya’.” (HR. Muslim no. 2567)
Orang yang orientasinya hanya kepada duniawi maka dia jauh dari keberkahan.
Catatan : Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.
رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)
Ganjaran #5 : Mendapatkan Naungan Allah di Padang Mahsyar
Kelak Allah akan berkata “Mana orang2 yang dulu saling mencintai karena kemuliaan ku…”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ
(1) Imam yang adil,
وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ
(2) Seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,
وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ
(3) Seorang yang hatinya bergantung ke masjid,
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
(4) Dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,
وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ
(5) Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ
(6) Seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta
وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
(7) Seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
(HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Maka kelak di akhirat ada orang spesial yang duduk di atas mimbar dengan jubah dan wajah yang bercahaya, para nabi dan para syuhada iri kepadanya. Siapa mereka?
Dia adalah yg mencintai orang lain karena Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam juga bersabda:
حقَّتْ محبَّتي على المُتحابِّينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتناصِحينَ فيَّ وحقَّت محبَّتي على المُتزاوِرينَ فيَّ وحقَّتْ محبَّتي على المُتباذِلينَ فيَّ وهم على منابرَ مِن نورٍ يغبِطُهم النَّبيُّونَ والصِّدِّيقونَ بمكانِهم
“Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mencintai karena Aku. Berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling menasehati karena Aku, berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling mengunjungi karena Aku, berhak mendapatkan kecintaan-Ku, orang yang saling memberi karena Aku. Mereka akan berada di mimbar-mimbar dari cahaya yang membuat iri para Nabi dan orang-orang shalih terhadap tempat mereka itu.” (HR. Ibnu Hibban 577, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid 2129).
Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di hari kiamat nanti ada sekelompok manusia yang ditempatkan di kursi-kursi yang berada di sekeliling Arsy, kursi-kursi tersebut memiliki mimbar dari cahaya. Di dalam kelompok manusia itu terdapat sebuah kaum yang wajah mereka bersinar bagaikan bulan purnama. Orang-orang meminta tolong, namun mereka tidak. Orang-orang merasa takut, namun mereka tidak merasa takut sedikit pun. Mereka itu adalah para kekasih Allah yang tidak ada rasa takut pada dirinya, mereka juga tidak pernah bersedih hati.”
Lalu ditanyakan kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah mereka, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang orang yang saling cinta karena Allah Subhanahu wa Ta’ala dan saling duduk bersama karena Allah.” (An-Nasa’i).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)
Tidaklah seorang hamba mencintai hamba yang lain karena Allah kecuali orang itu memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
FAEDAH —-> IMAN melahirkan HIJRAH dan HIJRAH melahirkan RASA CINTA kepada sesama muslim dan RASA CINTA melahirkan UKHUWAH ISLAMIYAH.
Beberapa bentuk nyata mencintai sesama muslim dilanjutkan lain waktu yah. Insya Allah…
Wallahu a’lam
Baarakallahu fiikum
•┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈•
Disarikan dari materi kajian dengan tema “Hijrah & Ukhuwah” yang disampaikan Ustadz Abu Haidar as Sundawy, hari Ahad 18 Rabi’ul Akhir 1441 H / 15 Desember 2019 di Masjid Agung Ukhuwah Bandung.
•┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈•
***
Demikianlah artikel tentang rangkuman materi kajian tentang Hijrah dan Ukhuwah. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…
Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum..