Apakah Bukti Kalau Kita Belum Takut Kepada Allah?

Apakah Bukti Kalau Kita Belum Takut Kepada Allah?

Bismillah…

Apakah Antum pernah bertanya dalam hati, “Apakah saya sudah termasuk orang yang takut kepada Allah?”, “Apakah bukti kalau kita belum takut kepada Allah?”

Dalam artikel ini akan kami berikan informasi tentang bukti kita belum takut kepada Allah, yang mudah-mudahan bisa menjadi bahan introspeksi terhadap diri kita masing-masing.

Silahkan disimak!

 

Dalil tentang perintah agar takut kepada Allah

Takut kepada Allah Ta’ala merupakan amalan hati, yang harus dimiliki oleh setiap mukmin yang bertaqwa.

Saya akan sebutkan salah satu contoh amalan hati, supaya seseorang bisa menimbang terhadap hal ini, apakah dia sudah berada di jalan yang benar atau belum! Dan berapa nilai yang akan diperoleh.

Yang pertama dari amalan hati adalah rasa takut (khauf) kepada Allah Jalla wa ‘Alaa. Rasa takut ini sangat penting sekali dan sudah banyak ayat-ayat yang fokus menerangkan tentang hal ini, antara lain firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Ar-Rahman ayat 46 :

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ جَنَّتَانِ

“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga.” (QS. Ar-Rahman : 46)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman dalam ayat yang lainnya :

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ

فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” [QS. An-Nazi’at : 40]

“Maka sesungguhnya surga-lah tempat tinggal(nya).” [QS. An-Nazi’at : 41]

Banyak sekali dalil-dalil yang menerangkan tentang hubungan hati dengan rasa takut (khauf) kepada Allah Ta’ala. Hal ini menunjukkan bahwasanya seseorang bisa masuk surga apabila memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَآءَهُۥ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran : 175)

Dalam ayat ini syaitan akan menakut-nakuti manusia dengan wali-walinya, akan tetapi Allah memerintahkan untuk hanya takut kepada-Nya.

  • Berapa nilai rasa takut kita kepada Allah Ta’ala?

  • Apakah kita takut dengan negara adidaya atau tidak?

  • Apakah kita takut dengan Iran dan negara lainnya atau tidak?

  • Apakah kita takut kepada para perampok atau tidak?

  • Apakah kita takut kepada hewan buas atau tidak?

Jika takut, maka kita sudah dipastikan memiliki rasa takut kepada itu semua! Namun, kenapa harus takut kepada itu semua?

Apakah semua hal yang disebutkan di atas mampu melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah Ta’ala? Disamping itu, rasa takut kita kepada Allah masih sangat lemah.

Janganlah takut dengan serigala maupun singa, akan tetapi takutlah! Apabila Allah mengizinkan hewan tersebut menerkam kita. Karena demi Allah… Semua tidak akan keluar dari takdir Allah, meskipun itu hanya seujung jari. Oleh karena itu, janganlah takut, kecuali hanya kepada Allah!

Tidakkkah kita pernah mendengar firman Allah Azza wa Jalla :

ٱلَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُۥ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا ٱللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبًا

“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (QS. Al-Ahzab : 39)

Berapa nilaimu dalam masalah takut ini? Terasa sangat lemah sekali! Karena ternyata kita ini lebih takut kepada makhluk. Dan kita lupa bahwasanya yang mengatur itu semua adalah sang Khaliq (Allah Ta’ala). Maka takutlah hanya kepada Allah, dan jangan takut kepada makhluk!

Seandainya para hamba takut kepada Allah, Demi Allah mereka akan diliputi keberkahan, dan kondisi mereka akan terus membaik, keadilan akan menggantikan kedzhaliman yang ada, keburukan pun akan berubah menjadi kebaikan.

Seandainya seorang suami takut kepada Allah Ta’ala dalam urusan istrinya, apakah mungkin suami tersebut mendzhalimi istrinya? Atau mengurangi hak-haknya?

Dan seandainya seorang istri takut kepada Allah Ta’ala, apakah ia akan melanggar perintah Allah terkait hak-hak suaminya?

Kalau begitu, memang takut kita kepada Allah masih sangat lemah!

 

Kenapa kita harus takut kepada Allah?

Jawabannya, bukankah Ia (Allah Ta’ala) yang mengatur segala urusan di alam semesta ini?

Beberapa waktu yang lalu kita ditimpa dengan ujian berupa cuaca yang sangat panas. Berapa derajat panasnya ketika itu? Silahkan dikira-kira tentang derajat panas ketika itu!

Bukanlah Allah Ta’ala mampu untuk menjadikan panasnya mencapai 70 derajat, 80 derajat, 100 derajat, 150 derajat, atau bahkan 1000 derajat celcius? Tentu saja Allah mampu untuk melakukannya apabila Dia berkehendak.

Kenapa kita tidak takut kepada Allah seandainya Dia menimpakan panas yang ekstrim seperti itu? Sedangkan Allah pernah menimpakan hal tersebut sebagai adzab kepada kaum nabi Syu’aib :

فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ ٱلظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

“Kemudian mereka mendustakan Syu’aib, lalu mereka ditimpa adzab pada hari yang gelap. Sesungguhnya azab itu adalah azab hari yang besar.” (QS. Asy-Syu’ara : 189)

Yang dimaksud dengan “adzab pada hari yang gelap” adalah mereka ditimpa cuaca panas yang sangat ekstrim, lalu Allah mengirimkan awan, sehingga mereka berkumpul di bawah awan tersebut. Mereka mencari sesuatu untuk berteduh. Lalu setelah itu Allah mengirimkan suara yang sangat dahsyat sehingga mereka semuanya mati di dalam satu tempat.

Apakah kita merasa aman dari adzab semacam itu? Bagaimana pendapat tentang hal ini!

Apakah kita juga merasa aman untuk tidak tertimpa kondisi sebagaimana orang-orang sakit yang terbaring di rumah sakit? Dimana kondisi mereka sangat memprihatinkan, mata bergerak, namun sedikitpun mereka tidak dapat menggerakkan badannya.

Tidakkah kita takut, Allah mengirim mikroba yang tidak dapat dilihat kecuali dengan mikroskop? Yang dapat menyebabkan seluruh anggota tubuh lumpuh dalam waktu singkat! Ketika pergi ke masjid, kemudian tiba-tiba anggota gerakmu sudah lumpuh!

Mampukah Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukannya? Demi Allah, tidak ada yang tidak dimampui oleh-Nya. Karena Allah berkuasa atas segala sesuatu, Allah mampu melakukan segala sesuatu.

Lalu bagaimana mungkin kita tidak takut kepada Allah? Padahal kita tahu bahwa sebentar lagi kita juga akan berdiri di persidangan-Nya. Dan kita akan ditanya tentang semua perbuatan kita, yang sedikit maupun yang banyak.

Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

 مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانُ. فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلَا يَرَى إِلَّا مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلَا يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

“Setiap kalian pasti akan diajak bicara oleh Robb-nya, dimana tidak ada penerjemah antara dia dengan Allah. Lalu dia menoleh ke sebelah kanannya, dia tidak melihat kecuali hasil dari apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Dia pun menoleh ke sebelah kiri, dan yang terlihat hanyalah apa yang telah dikerjakannya (di dunia). Lalu dia melihat ke depan, dan yang ia lihat hanya neraka yang ada tepat di hadapannya. Karena itu, berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma. Barangsiapa tidak memilikinya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik.” (HR. Al-Bukhari no. 7512 dan Muslim 1016)

Mampukah kita berjemur di bawah terik sinar matahari satu jam saja setelah shalat dzhuhur? Padahal matahari masih sangat tinggi di atas sana. Kita pasti merasa tidak mampu dengan hanya berjemur di bawah terik matahari! Namun kenapa kita seringkali merasa mampu untuk masuk ke dalam neraka Jahanam, dengan melanggar batasan-batasan Allah dan mengabaikan perintah-Nya!

Takutlah kepada Allah, jikalau Dia masukkan kita ke dalam neraka Jahanam karena perbuatan yang kita lakukan. Takut kepada Allah merupakan kedudukan yang sangat agung. Ada pahala yang sangat besar disana.

Bagaimana kita bisa tidak takut kepada Allah, sementara Dia senantiasa mengawasi kita. Sebagaimana firman-Nya :

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَىْءٌ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ

“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (QS. Ali Imran : 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati dirinya dalam firman-Nya :

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Allah mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir :19)

Apa yang tersembunyi dalam dada, jangan disangka Allah tidak mengetahuinya.

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى

“Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (QS. Thaha : 7)

Apalagi Allah Ta’ala telah mengutus malaikat yang menulis amal kalian, baik amalan yang sedikit maupun banyak,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَٰفِظِينَ كِرَامًا كَٰتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Infithar : 10 – 12)

Sudah jelas bahwasanya takut kepada Allah memiliki kedudukan yang sangat agung. Di akhir surat Al-Bayyinah, tatkala Allah ta’ala menyebutkan balasan bagi orang yang beriman dan beramal shalih.

جَزَآؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah : 8)

Bagi yang takut kepada Allah Ta’ala. Maka, ternyata rasa takut (khauf) ini termasuk amalan hati yang paling agung.

 

Disarikan dari video kajian singkat berjudul “Bukti Kita Belum Takut Kepada Allah” Syaikh Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri

***

Semoga penjelasan tentang apakah bukti kalau kita belum takut kepada Allah ini bermanfaat dan memberikan faidah kepada kita semua. Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di grup WA Kajian Sunnah Bandung.

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum…

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *