Hakikat Ibadah adalah Syukur
Hakikat Ibadah adalah Syukur
Bismillah,
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
ٱلشُّكْرُ هُوَ حَقِيقَةُ ٱلْعِبَادَةِ، فَكُلُّ عِبَادَةٍ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهَا فَهِيَ شُكْرٌ لِنِعَمِهِ
“Syukur adalah hakikat ibadah, karena seluruh bentuk ibadah yang diperintahkan Allah adalahbentuk syukur atas nikmat–nikmat-Nya.” [Uddah ash-Shabirin wa Dhakhirah asy-Syakirin, hlm. 187]
Makna dan Penjelasan
Ibadah dalam Islam tidak hanya sebatas rutinitas atau kewajiban semata, namun intinya adalah syukur—pengakuan penuh atas nikmat Allah dan ketundukan hati untuk membalasnya dengan amal.
Menurut Ibnul Qayyim, setiap ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya merupakan ekspresi nyata dari rasa syukur kepada Allah atas segala karunia yang telah Dia berikan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Orang yang bersyukur akan:
Dalil-Dalil Pendukung
وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Bersyukurlah kepada Allah, jika kamu benar-benar menyembah-Nya.” [QS. Al-Baqarah: 172]
Ayat ini menunjukkan hubungan langsung antara ibadah dan syukur, yakni ibadah yang benar tak bisa terlepas dari rasa syukur.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat: 56]
Tujuan penciptaan adalah ibadah, yang berarti juga pengakuan atas nikmat penciptaan, kehidupan, dan petunjuk, yang semuanya patut disyukuri.
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
“Beramallah wahai keluarga Dawud sebagai bentuk syukur! Dan sedikit sekali dari hamba-Ku yang bersyukur.” [QS. Saba’: 13]
Ayat ini menekankan bahwa amal/ibadah adalah bentuk syukur, bukan hanya ucapan di lisan.
Diriwayatkan bahwa Nabi ﷺ shalat malam sampai kakinya bengkak. Ketika ditanya mengapa beliau melakukan hal itu padahal telah diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang, beliau menjawab:
أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟
“Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?” [HR. Bukhari no. 4836, Muslim no. 2819]
Ini menunjukkan bahwa ibadah Nabi ﷺ didorong oleh rasa syukur yang mendalam, bukan semata-mata rasa takut atau karena kewajiban.
Perkataan Ulama Lain
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata:
“Seluruh perintah syariat bertujuan untuk mewujudkan syukur kepada Allah, baik secara lisan, hati, maupun anggota badan.” [Tafsir As-Sa’di, QS. Al-Baqarah: 172]
Kesimpulan dan Pelajaran
Maka, ketika kita beribadah, niatkanlah bahwa kita sedang bersyukur atas hidup, iman, hidayah, dan segalanya.
Sumber Rujukan

Post Comment