Pertemuan #9 : Keseimbangan dalam Pelaksanaan Ibadah
Pertemuan #9 : Keseimbangan dalam Pelaksanaan Ibadah
Artikel kali ini akan membahas tentang keseimbangan dalam pelaksanaan ibadah, yang disarikan dari buku “Sudah Benarkah Ibadah Saya?”.
Bismillah…
Manhaj adalah metode, cara, atau prinsip ibadah yang baik dan benar dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Manhaj yang baik dan benar adalah tawazun, seimbang dan istiqamah.
Melaksanakan ibadah kepada Allah Ta’ala secara istiqamah dan seimbang, membatasi diri hanya pada apa yang disyariatkan, tanpa membuat-buat dan mengada-adakan ibadah. Tanpa ifrath, berlebih-lebihan dan tafrith, menyepelekan.
Melaksanakan ibadah secara berlebih-lebihan, melampaui batas yang disyariatkan akan melahirkan perasaan bosan dan selanjutnya memunculkan keyakinan bahwa ibadah dalam agama ini berat. Hal ini pada gilirannya akan membuat seseorang futur (jenuh), bahkan berhenti dan meninggalkan ibadah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الدِيْنَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِيْنَ اَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seorang mempersulit agama itu kecuali agama itu akan mengalahkannya.” (HR. Al-Bukhari)
Sebaliknya, beribadah dengan meremehkan tanpa kesungguhan akan menyeret kepada sikap meremehkan ibadah. Hal ini akan menimbulkan mental beribadah semaunya, sesempatnya, tebang pilih dalam ibadah, dan malas diajak beribadah. Itu semua merupakan ciri pribadi zindiq atau munafik.
***
Semoga artikel tentang keseimbangan dalam pelaksanaan ibadah yang disarikan dari buku “Sudah Benarkah Ibadah Saya?” ini bermanfaat dan memberikan faidah kepada kita semua.
Barakallahu fiikum.