Kumpulan Faidah tentang Keutamaan Ilmu (Bagian 1)
Kumpulan Faidah tentang Keutamaan Ilmu (Bagian 1)
Bismillah…
Dalam artikel ini akan dibahas beberapa kumpulan faidah tentang keutamaan ilmu yang penting untuk diketahui sebagai seorang Muslim. Insya Allah dengan mengetahui semua hal tersebut, maka kita akan lebih bersemangat dalam menuntut ilmu, dan merasa sangat butuh akan ilmu, karena dengannya hidup kita di dunia ini akan lebih terarah dan sesuai dengan apa yang Allah Ta’ala dan Rasul-Nya syariat’kan.
Faidah yang dimaksud antara lain :
#1 : Ilmu Syar’i adalah Kehidupan bagi Hati dan Jiwa
Ilmu syar’i adalah kehidupan bagi hati dan jiwa, cahaya pandangan, aktivitas akal, serta petunjuk yang menerangi dalam ibadah dan muamalah. Ilmu syar’i ini menjadi timbangan seorang hamba dalam keyakinan, ucapan, amal, keadaan, dan seluruh kondisinya.
Kalau bukan dari ilmu syar’i, dari mana manusia membedakan kebenaran dari kebathilan, kesesatan dari petunjuk, kejujuran dari dusta, atau agama Allah dari selain agama-Nya?
#2 : Ilmu Lebih Dibutuhkan daripada Makanan dan Minuman
Kebutuhan manusia pada belajar hukum agama, mencari ilmu syar’i, serta mengetahui halal dan haram lebih besar daripada kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman.
Dikutip dari Miftah Daar as-Sa’aadah, Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Manusia lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman, karena makanan dan minuman dibutuhkan sekali atau dua kali dalam sehari, sedangkan ilmu dibutuhkan setiap helaan nafasnya.”
- Ilmu itu lebih manis dan lebih mahal dari yang pernah didengar,
- Semua telinga dan yang pernah diucapkan oleh orang yang mengucap dengan mulutnya,
- Ilmu adalah pencarian paling mulia, dan pencari ilmu,
- Di sisi Allah adalah orang yang paling mulia di antara yang berjalan di atas kakinya.
#3 : Ilmu adalah Warisan Para Nabi
Ilmu adalah warisan para nabi. Disebutkan dalam sebuah hadits,
“Ulama adalah ahli waris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskam dinar dan dirham, akan tetapi mereka hanyalah mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambil warisan ini (ilmu) maka ia mendapatkan bagian yang menguntungkan.”
[(HR. al-Imam at-Tirmidzi di dalam Sunan beliau no. 2681, Ahmad di dalam Musnad-nya (5/169), ad-Darimi di dalam Sunan-nya (1/98), Abu Dawud no. 3641, Ibnu Majah di dalam Muqaddimah-nya, serta dinyatakan sahih oleh al-Hakim dan Ibnu Hibban. Asy-Syaikh al-Albani rahimahullah mengatakan, “Haditsnya shahih.” Lihat kitab Shahih Sunan Abu Dawud no. 3096, Shahih Sunan at-Tirmidzi no. 2159, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 182, dan Shahih at-Targhib, 1/33/68)]
Imam ibnu al-Qayyim rahimahullaah berkata:
“Ini merupakan tingkatan teragung bagi ahli ilmu, karena para nabi adalah makhluk Allah yang terbaik, maka ahli waris para nabi adalah makhluk terbaik setelah mereka.
Dan ketika setiap warisan beralih pada ahli waris, maka ahli warislah yang menempati tempat pewaris sepeninggalnya. Dan tidak ada sepeninggal para rasul orang yang menyampaikan ajaran mereka kecuali para ulama, sebagai yang paling berhak atas warisan tersebut.
Dalam hadits tersebut pun terkandung penegasan bahwa para ulama adalah yang paling dekat dengan para rasul, karena warisan diberikan pada yang paling dekat dengan pewaris.”
#4 : Menuntut Ilmu adalah Jalan untuk Masuk Surga
Ilmu adalah jalan untuk masuk surga, berdasarkan hadits,
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)
Dalam Miftah Daar Sa’aadah Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullaah menyebutkan bahwa jalan yang ditempuh penuntut ilmu menuju surga adalah balasan bagi usahanya di dunia dengan meniti jalan ilmu yang mengantarkan pada ridha Rabbnya.
#5 : Seluruh Penghuni Langit dan Bumi Bershalawat kepada Pengajar Kebaikan
Allah Ta’ala, para malaikat, penghuni langit dan bumi bershalawat pada orang yang mengajarkan kebaikan. Dalam sebuah hadits disebutkan,
“Sesungguhnya Allah, para Malaikat, seluruh penduduk langit dan bumi, bahkan hingga semut-semut di dalam lubangnya, dan ikan senantiasa bershalawat kepada para pengajar kebaikan pada manusia”
[HR at-Tirmidzi (no. 2685) dan ath-Thabrani dalam “al-Mu’jamul kabiir” (no. 7912), dalam sanadnya ada kelemahan, akan tetapi hadits ini dikuatkan oleh hadits lain yang semakna. Hadits ini dinyatakan hasan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani rahimahullah dalam “Silsilatul ahaditsish shahihah” (4/467)]
Maka pengajar kebaikan pada manusia ketika pengajaran kebaikan itu menjadi sebab keselamatan, kebahagiaan, dan bersihnya jiwa mereka, maka Allah membalas sesuai amal perbuatannya, dengan menjadikan shalawat-Nya, shalawat malaikat, dan shalawat penduduk bumi sebagai sebab kesuksesan, keselamatan, kebahagiaan, dan keberuntungannya.
Selain itu, pengajar kebaikan karena ia menunjukkan agama dan hukum-hukum rabbnya, serta mengenalkan nama-nama dan sifat-sifat Allah, maka Allah menjadikan shalawat-Nya, penduduk langit, dan bumi sebagai nilai, pemuliaan, dan pujian baginya di antara penduduk langit dan bumi.
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
📖 Disarikan oleh Ustadz Rian Abu Rabbany dari kitab “Tsalatsuna Faa`idatan fi Thalab al-Ilmi” karya Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid hafizhahullah
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
***
Alhamdulillah, sudah kita dapatkan bersama-sama tentang 5 faidah ilmu dan keutamaan orang-orang yang bergelut dengan ilmu. Insya Allah dalam kesempatan selanjutnya, akan kita uraikan lagi kumpulan faidah tentang keutamana ilmu lainnya.
Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…
Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum..