3 Macam Ilmu yang Wajib Dipelajari

3 Macam Ilmu yang Wajib Dipelajari

Bismillah…

Diantara berbagai macam ilmu yang bisa dipelajari, ada 3 macam ilmu terpenting yang harus diketahui dan difahami oleh manusia, terkhusus mereka yang beriman dan mengaku sebagai seorang muslim.

3 macam ilmu yang wajib dipelajari

Ilmu apa sajakah itu? Insya Allah artikel ini akan membahas tentang 3 macam ilmu yang wajib dipelajari. Selamat menyimak…

 

Ilmu #1 : Mengetahui Allah

Maksudnya, mengetahui Allah Azza wa Jalla dengan hati, yang berkonsekuensi menerima apa yang disyari’atkan-Nya, patuh dan tunduk pada-Nya, menentukan putusan dengan syari’at yang dibawa Rasul-Nya, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Seorang hamba juga wajib mencari tahu tentang Tuhannya dengan cara merenungkan ayat-ayat syar’iyyah yang terkandung dalam Kitabullah Azza wa Jalla dan sunnah Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, juga dengan merenungkan ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran-Nya di alam jagat raya ini) yakni segenap makhluk-Nya. Sebab setiap kali manusia merenungkan ayat-ayat tersebut, maka akan bertambah pengetahuannya tentang Sang Khaliq (Pencipta) sebagai Dzat yang disembahnya.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَفِي الأرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20) وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلا تُبْصِرُونَ (21)

“…Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?…” (QS. Adz-Dzariyat [51] : 20-21)

 

Ilmu #2 : Mengetahui Nabi-Nya

Maksudnya, mengetahui Rasul-Nya, yakni Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berkonsekuensi menerima apa yang dibawanya, berupa petunjuk dan agama yang benar, mempercayai apa yang diberitakannya, mematuhi apa yang diperintahkannya, menjauhi apa yang dilarangnya, memutuskan perkara dengan syariatnya, dan ridha dengan putusannya.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

فَلا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيما شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجاً مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيماً

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa [4] : 65)

 

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. An-Nur [24] : 51)

 

Allah juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa [4] : 59)

 

Kemudian Allah berfirman :

لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Janganlah kalian jadikan panggilan Rasul di antara kalian seperti panggilan sebagian kalian kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kalian dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah­nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur [24] : 63)

Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Tahukah kamu apakah fitnah itu? Fitnah adalah Syirik, mungkin jika ia menolak sebagian sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka terbersit dalam hatinya sesuatu (keinginan) menyimpang, karena itu ia akan binasa.”

Ilmu #3 : Mengetahui Agama Islam

Islam dalam maknanya yang umum adalah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai dengan yang disyari’atkan, sejak Allah mengutus pada Rasul-Nya hingga terjadinya hari kiamat. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang amat banyak, yang kesemuanya menunjukkan bahwa syari’at-syari’at terdahulu adalah Islam (berserah diri) kepada Allah Azza wa Jalla.

Allah Azza wa Jalla berfirman tentang Nabi Ibrahim Alaihissalam :

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ

“…Wahai Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan (jadikanlah) di an­tara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau…” (QS. Al-Baqarah [2] : 128)

 

Sedang Islam dalam maknanya yang khusus yaitu setelah diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dikhususkan bagi (agama) yang dengannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus, karena risalah yang dengannya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diutus menghapus semua agama terdahulu. Karena itu orang yang mengikutinya menjadi muslim dan orang yang mengingkarinya bukan muslim.

Segenap pengikut pada rasul adalah muslim di zaman para rasul mereka, orang-orang Yahudi adalah kaum muslimin pada zaman Nabi Musa Alaihissalam, orang-orang Nasrani adalah kaum Muslimin pada zaman Nabi Isa Alaihissalam. Adapun ketika diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian mereka mengingkarinya maka mereka bukanlah kaum muslimin.

Agama Islam ini adalah agama yang diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala serta berguna bagi pemeluknya. Allah berfirman :

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإسْلامُ

Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam…” (QS. Ali Imran [3] : 19)

 

Dan Allah berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran [3] : 85)

 

Islam yang dimaksud adalah agama Islam yang dianugerahkan Allah Azza wa Jalla kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan segenap umatnya. Allah Azza wa Jalla berfirman :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Aku cukupkan kepada kalian Nikmat-Ku. dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian.” (QS. Al-Ma’idah [5] : 3)

 

Pelajari Ilmu Berdasarkan Dalil-Dalil

Dalil-dalil untuk mengetahui hal tersebut (agama Islam) adalah bersifat Sam’iyah dan ‘Aqliyah. Sam’iyah adalah apa yang berdasarkan wahyu, yakni Al-Kitab dan As-Sunnah. Sedangkan ‘Aqliyah adalah apa yang berdasarkan penelitian dan renungan.

Banyak sekali Allah menyebutkan bentuk dalil kedua ini dalam kitab-Nya, betapa banyak ayat yang di dalamnya Allah berfirman, “dan di antara tanda-tanda (kekuasaan-Nya) adalah ini dan ini…” dan demikian itulah bentuk dalil ‘Aqli yang menunjukkan tentang eksistensi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun mengetahui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdasarkan dalil-dalil sam’iyah adalah sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia…”  (QS. Al-Fath [48] : 29)

 

Juga firman Allah :

وَ مَا مُحَمَّدٌ اِلَّا رَسُوۡلٌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِ الرُّسُلُ

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh, telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul…” (QS. Ali Imran [3] : 144)

 

Sedangkan (mengikuti beliau berdasarkan) dalil-dalil ‘Aqliyah adalah dengan memperhatikan hal-hal yang dikaruniakan (Allah) kepada beliau, berupa mukjizat-mukjizat yang nyata, dan yang paling utama adalah Kitabullah yang mencakup berita-berita yang benar dan memberi manfaat untuk manusia dan hukum-hukum yang sesuai dengan maslahat manusia, juga dengan memperhatikan hal-hal luar biasa yang ada pada beliau dan kabar-kabar ghaib yang beliau sampaikan, yang beliau peroleh melalui wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

 

Dinukil dari buku “Ulasan Tuntas tentang 3 Prinsip Pokok” terjemahan dari kitab Syarah Utsul Tsalatsah Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

***

Demikianlah informasi singkat tentang 3 macam ilmu yang wajib dipelajari. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…

Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum..

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *