Tanda Allah Menghendaki Kebaikan
Tanda Allah Menghendaki Kebaikan
Pasti dalam benak kita pernah terbersit untuk melakukan kebaikan, apapun itu…
Mungkin tiba-tiba ingin menghadiri kajian…
Mungkin tiba-tiba ingin silaturahmi ke orang tua…
Mungkin tiba-tiba ingin bersedekah untuk yang membutuhkan…
Mungkin tiba-tiba ingin menghadiahkan sesuatu untuk keluarga…
Serta kemungkinan lainnya…
Jika kebaikan itu sempat terbersit, maka jangan ragu untuk menunaikannya…
Bisa jadi itu adalah tanda, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tengah menghendaki kebaikan untuk kita.
Sebab setiap orang akan dimudahkan sesuai dengan tujuan dia diciptakan.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh para sahabat, sebagaimana yang terdapat pada hadîts berikut :
عَنْ عَلِيٍّ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ-… قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ ؟ قَالَ:(اعْمَلُوا, فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ, أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ, وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ ثُمَّ قَرَأَ {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى} الآيَةَ.
Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu. Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
“Ya Rasûlullâh! Apakah kita pasrah saja dengan apa yang tuliskan untuk kita dan kita tidak beramal ?”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Hendaklah kalian beramal ! Setiap orang akan dimudahkan sesuai dengan tujuan dia diciptakan. Barangsiapa yang tergolong orang-orang yang berbahagia [2] maka ia akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang yang berbahagia tersebut. Barangsiapa yang yang tergolong orang-orang yang sengsara[3] maka ia akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang yang sengsara itu.”
Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya)
‘Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allâh) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik, maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.’ (Qs al-Lail/92:5-7)[4].
[Dalam riwayat Imam Muslim, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca sampai dengan firman Allâh Azza wa Jalla yang artinya, ‘Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar‘]
Begitulah jawaban dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam buat para shahabat beliau yang bertanya tentang hal ini. Lalu bagaimanakah respon para shahabat setelah mendengar jawaban Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Simaklah riwayat berikut ini !
عَنْ بَشِيرِ بْنِ كَعْبٍ ، قَالَ : سَأَلَ غُلاَمَانِ شَابَّانِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ…قَالَ : ((اعْمَلُوا ، فَكُلٌّ عَامِلٌ مُيَسَّرٌ لِعَمَلِهِ الَّذِي خُلِقَ لَهُ.)) قَالاَ : (فَالآنَ نَجِدُّ وَنَعْمَلُ.)
Diriwayatkan dari Basyîr bin Ka’b Radhiyallahu anhu , ada dua budak yang masih muda bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam (pertanyaan mereka mirip dengan pertanyaan dalam hadits diatas) Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Beramallah! Setiap orang yang beramal akan dimudahkan untuk beramal sesuai dengan takdirnya diciptakan.”
Kemudian mereka berkata,
“Inilah saatnya! Kami akan berusaha keras dan beramal.”[5]
Dan setelah kita mengamalkan kebaikan, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan balasan lagi, yaitu kebaikan setelahnya…
Sebagaimana perkataan sebagian Salaf :
مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا، وَمِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ بَعْدَهَا
“Balasan dari amalan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Sedangkan balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan yang selanjutnya.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 14/372.)
Tanda Allah Menghendaki Kebaikan
Hati yang bersih, senantiasa akan mengarahkan kita kepada kebaikan. Dan kebaikan yang hakiki adalah, kebaikan yang Allah dan Rasul-Nya syari’atkan, karena kebaikan tersebut akan memberikan keuntungan yang besar bagi kita di dunia dan akhirat, insya Allah.
Lalu bagaimana cara kita mengetahui bahwa kebaikan itu adalah yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala serta sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Jawabannya adalah dengan sering menuntut ilmu syar’i, menghadiri majelis-majelis ilmu, membaca artikel-artikel Islami dan bergaul dengan orang-orang yang shalih. Insya Allah.
Semakin Allah mudahkan jalan kita untuk memahami agama Islam, itu pertanda bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tengah menghendaki kebaikan untuk kita.
Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 1037).
Yang dimaksud fakih dalam hadits bukanlah hanya mengetahui hukum syar’i, tetapi lebih dari itu. Dikatakan fakih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan syari’at Allah. Demikian dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin dalam Kitabul ‘Ilmi, hal. 21.
Semoga apa yang singkat ini bermanfaat dan memberikan motivasi kepada kita untuk senantiasa berbuat kebaikan, serta mengundang rahmat Allah sehingga kita senantiasa dilingkupi dengan hidayah-Nya. Aamiin…
(Faidah ilmu dari kajian Ustadz Hary Badar bin Marwan & Ustadz Ahmad Wijaya, hari Ahad 06 Oktober 2019)
Referensi :
https://almanhaj.or.id/3574-kemudahan-dari-allah-subhanahu-wa-taala-dan-mengapa-kita-harus-beramal.html
https://rumaysho.com/1281-buah-dari-amalan-kebaikan-yang-paling-asasi.html
https://rumaysho.com/3314-keutamaan-ilmu-agama.html
Post Comment