Syirik Dalam Ketaatan Bagian 2 – Taklid Buta Kepada Para Ulama Fikih

Syirik Dalam Ketaatan Bagian 2 – Taklid Buta Kepada Para Ulama Fikih

Bismillah…

Termasuk kesyirikan dalam ketaatan adalah bertaklid kepada para ulama fikih yang pendapat mereka menyelisihi dalil-dalil bila ia sejalan dengan hawa nafsu manusia dan apa yang mereka inginkan.

Yang wajib adalah mengambil pendapat ulama mujtahid yang sejalan dengan dalil dan meninggalkan pendapat yang bertentangan dengannya.

Dalam Siyar A’lam an-Nubala disebutkan Imam asy-Syafi’i rahimahullaah berkata, “Bila sebuah hadits itu shahih, maka itulah madzhabku.” Dalam kesempatan lain, beliau berkata, “Bila pendapatku menyelisihi sabda (hadits) Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka campakkanlah pendapatku di balik dinding.

Imam Ahmad rahimahullah dalam Ash-Sharim al-Maslul berkata, “Aku heran kepada suatu kaum mereka mengetahui sanad dan keshahihannya, tetapi mereka masih mengambil pendapat Imam Sufyan. Allah Ta’ala berfirman :

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur: 63)

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Hampir saja batu berjatuhan dari langit menimpa kalian, aku berkata, ‘Rasulullah bersabda.’ Tetapi kalian berkata, ‘Abu Bakar dan Umar berkata lain?

Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam Fathul Majid berkata, “Wajib atas siapa yang menasihati dirinya, bila dia membaca kitab-kitab ulama, memperhatikan isinya dan mengetahui pendapat-pendapat mereka, agar menimbangnya dengan dalil-dalil yang ada di dalam al-Quran dan as-Sunnah, karena setiap ulama mujtahid, dan orang-orang yang mengikutinya dan menisbatkan diri kepada madzhabnya pasti menyebutkan dalilnya.” Beliau kemudian menyebutkan firman Allah Ta’ala:

وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

“Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 121)

“Ini dilakukan oleh banyak orang kepada orang-orang yang mereka ikuti, karena tidak mempertimbangkan dalil-dalil manakala ia menyelisihi pendapat orang yang diikutinya tersebut, dan ia termasuk syirik jenis ini. … Bahkan orang-orang yang berlebih-lebihan itu berdalih, ‘Mereka lebih tahu dalil daripada kita…’.”

Bila terhadap para imam fikih ahli ijtihad saja kita dilarang mengikuti ijtihad mereka yang salah, apalagi para pendusta yang menyesatkan, yang salah dalam urusan yang tidak boleh berijtihad padanya, yaitu perkara akidah. Na’udzu billah.

 

•┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈•
📚 Disarikan oleh Ustadz Rian Abu Rabbany dari buku “Panduan Lengkap Membenahi Akidah” Karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan hafizhahullaah
•┈┈┈•❀❁✿❁❀•┈┈•

***

Demikianlah artikel singkat tentang syirik dalam ketaatan bagian 2 – taklid buta kepada para ulama fikih. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…

Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum..

 

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *