Sunnah-Sunnah di Hari Jum’at
Sunnah-Sunnah di Hari Jum’at
Bismillah…
Alhamdulillah atas nikmat Allah Ta’ala yang masih memberikan kesempatan bagi kami untuk berbagi sebuah artikel yang akan membahas tentang sunnah-sunnah di hari Jum’at yang sebaiknya kita amalkan! Karena Allah Ta’ala menjanjikan balasan dan pahala yang besar dari amalan sunnah di hari Jum’at yang akan dijelaskan.
Berikut adalah sunnah-sunnah hari Jum’at yang dimaksud :
#1 : Memperbanyak Shalawat
Shalawat termasuk ibadah yang Allah janjikan pahala yang banyak. Dan khusus untuk hari Jum’at Rasulullah Shalllahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan umatnya untuk memperbanyak shalawat, sebagaimana hadits berikut :
أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” [HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1673.]
Namun dalam pengamalannya, pastikan shalawat yang kita ucapkan, sesuai dengan tuntunan dalil yang shahih. Dan salah satu shalawat yang paling baik untuk diamalkan berdasarkan pendapat para ulama adalah Shalawat Ibrahimiyah, yakni :
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia” [Lafadz shalawat ini terdapat dalam hadits riwayat Bukhari no. 3370]
#2 : Membaca Surat Al-Kahfi
Membaca surat Al-Kahfi bisa dilakukan di malam jum’at atau di hari jum’at, bahkan lebih utama jika dibaca di kedua waktu tersebut! Karena ada dalil yang menjelaskan keutamaan membaca surat Al-Kahfi pada dua waktu tersebut.
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين
“Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at, maka ia akan disinari oleh cahaya di antara dua jum’at” [HR. Hakim. Beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.]
Terdapat juga lafadz dalam hadits yang lain :
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ
“Barangsiapa membaca surat Al Kahfi pada malam Jum’at, maka ia akan mendapat cahaya antara dirinya dan rumah yang mulia (Mekkah).” [HR. Ad Darimi no. 3407. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sampai Abu Sa’id dan mauquf padanya]
Al Kahfi adalah surat ke-18 dalam al-Qur’an yang terdiri dari 110 ayat. Di dalamnya banyak hikmah yang bisa diambil dari berbagai kisah yang Allah Ta’ala terangkan di dalamnya, antara lain :
-
Kisah Ashabul kahfi, yang mengajarkan bahwasanya manusia harus teguh dalam mempertahankan agamanya, apapun yang terjadi, sebagaimana yang terjadi pada para pemuda Ashabul Kahfi yang harus rela terusir dari kampung halamannya.
-
Kisah Shohibul Jannatain (pemilik kebun), yang memberikan pelajaran supaya manusia tidak disilaukan dan dilalaikan dengan banyaknya harta, sehingga lalai terhadap agama dan kehidupan yang hakiki di akhirat.
-
Kisah Musa & Khidir, yang memberikan hikmah bahwasanya ilmu itu harus didatangi dan hidayah itu harus diupayakan sebagaimana Nabi Musa berkelana untuk mencari Khidr dan belajar darinya sebagaimana yang Allah Ta’ala perintahkan.
-
Kisah Dzulqarnain, yang mengajarkan bahwa bumi ini akan Allah Ta’ala wariskan kepada siapapun yang Allah kehendaki diantara hamba-Nya.
Itu hanya sebagian hikmah yang bisa didapat dari surat Al-Kahfi, dan masih banyak hikmah-hikmah lain yang Allah berikan kepada mereka yang dikehendaki-Nya.
#3 : Memperbanyak Do’a
Di hari jum’at ada waktu yang mustajab untuk berdo’a. Oleh karena itu, kita disunnahkan untuk memperbanyak berdo’a. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membicarakan tentang hari Jum’at lalu Beliau bersabda,
فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى ، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
” ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’ Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut.” [HR. Bukhari no. 935 dan Muslim no. 852, dari sahabat Abu Hurairah]
Ada 42 pendapat tentang waktu yang dimaksud dalam hadits di atas, sebagaimana pendapat Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Baari. Akan tetapi dari semua waktu tersebut, ada 4 pendapat yang kuat tentang waktu yang dimaksud, yakni :
- Pendapat #1, yakni waktu semenjak imam naik ke mimbar hingga selesainya shalat Jum’at, pendapat ini didasarkan pada hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
“Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai.” [HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu]
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, Imam An Nawawi, Imam Al Qurthubi, Imam Ibnul Arabi dan Imam Al Baihaqi.
- Pendapat #2, yakni waktu setelah ashar hingga matahari terbenam. Pendapat ini didasarkan pada hadits :
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
“Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar.” [HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud].
Pendapat ini lebih mahsyur di kalangan para ulama, dan pendapat ini dipilih oleh Imam At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.
- Pendapat #3, yakni waktu setelah ashar, namun menjelang akhir dari hari Jum’at. Pendapat berdasarkan riwayat yang disampaikan dari Abi Salamah, yang dikuatkan oleh Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi dan Ibnul Zamlakani.
- Pendapat #4, yakni menggabungkan semua pendapat di atas. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Pendapat ini dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri.
Dengan penjelasan tentang seluruh pendapat tentang waktu mustajab di hari Jum’at, maka Imam Ahmad bin Hambal dan Ibnu ‘Abdil Barr menganjurkan seseorang untuk lebih memperbanyak berdo’a di hari Jum’at tanpa terbatas pada beberapa waktu tertentu saja.
Sumber :
- https://rumaysho.com/917-amalan-istimewa-di-hari-jumat.html
- https://konsultasisyariah.com/23665-renungan-surat-al-kahfi-bagian-01.html
***
Demikianlah artikel yang membahas tentang Sunnah-sunnah di hari Jum’at yang bisa kita amalkan. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…
Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum…