Makna Syahadat Rasul
Makna Syahadat Rasul
Bismillah…
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. al-Anbiya: 107)
Dalam tafsirnya, Imam Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan bahwa dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi semesta alam, yaitu Dia mengutusnya sebagai rahmat untuk kalian semua, barang siapa yang menerima rahmat dan mensyukuri nikmat ini, niscaya dia akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Sedangkan barangsiapa yang menolak dan menentangnya, niscaya dia akan merugi di dunia dan di akhirat.
Salah satu dari dua persaksian yang menjadi rukun Islam pertama adalah persaksian bahwa Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam merupakan utusan Allah Ta’ala.
Dalam kitab al-Khuthab al-Minbariyah fi al-Munasabat al-‘Ashriyyah, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan hafizhahullah menyebutkan bahwa makna dari syahadat rasul ini adalah pengakuan bahwa beliau sebagai Rasulullah serta meyakininya dalam hati.
Sedangkan implikasi dari persaksian ini setidaknya mencakup empat perkara:
-
Menaati perintahnya,
-
Membenarkan kabarnya,
-
Menjauhi dan membenci larangannya, dan
-
Tidak beribadah kepada Allah Ta’ala kecuali melalui tuntunannya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam merupakan teladan dalam semua sisi. Oleh karena itu, semua syari’at yang dibawanya menjadi pedoman bagi kita sebagai umatnya. Bahkan para imam menegaskan untuk mengutamakan tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam daripada pendapat mereka.
Imam Muhammad bin Idris asy-Syaafi’i rahimahullah berkata :
“Para ulama telah bersepakat bahwa ketika telah jelas petunjuk dari sunah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak pantas bagi seorang pun untuk meninggalkannya karena pendapat orang lain.”
Allah Ta’ala berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nuur: 63)
Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah menjelaskan bahwa maksud kata fitnah (cobaan) dalam ayat ini adalah kesyirikan. Artinya dikhawatirkan bila kita menolak sebagian ucapan atau tuntunan beliau maka muncul dalam hati kita penyimpangan yang pada akhirnya membinasakan kita.
Oleh karena itu, satu-satunya cara untuk membuktikan kesaksian kita akan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah mempelajari, melaksanakan, meneladani semua tuntunan beliau dalam aqidah, ibadah, maupun mu’amalah.
Bahkan ibnu Mas’ud radhiyallaah ‘anhu mengingatkan kita :
الاِقْتِصَادُ فِي السُنَّة خَيْرٌ مِنَ الْاِجْتِهَادِ فِي البِدْعَة
“Sederhana dalam as-Sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh di dalam bid’ah.”
Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan taufik kepada kita untuk menyibukkan diri dalam mempelajari dan meneladani tuntunan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sehingga terhindar dari bid’ah yang menyesatkan kita dari jalan Allah yang lurus. Aamiin.
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
Dibagikan oleh Ustadz Rian Abu Rabbany hafizhahullah di Grup WhatsApp Mutafaqquh Fiddin
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
***
Demikianlah artikel yang membahas tentang makna syahadat Rasul. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…
Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di grup WA Kajian Sunnah Bandung.
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum…
Post Comment