Sabar dan Kedudukannya dalam Akidah (bagian 2)

Sabar dan Kedudukannya dalam Akidah
(Bagian Kedua)

Bismillah…

Artikel ini adalah lanjut dari artikel sebelumnya yang berjudul sabar dan kedudukannya dalam akidah (bagian pertama).

Setiap mukmin membutuhkan sabar dalam segala keadaan, seperti dalam berdakwah kepada Allah Ta’ala atas kesulitan dan gangguan yang didapatinya di jalan dakwah, dalam melakukan amar ma’ruf nahi munkar, juga dalam menghadapi musibah-musibah yang menimpanya. Ini termasuk inti akidah, karena ia termasuk iman kepada Qadar.

Barangsiapa tidak sabar saat ditimpa musibah, itu menunjukkan hilang atau lemahnya rukun iman padanya, selanjutnya dia akan menyikapi musibah dengan marah dan keluh kesah.

Rasulullah ﷺ bersabda :

اثْنَتَانِ فِي النَّاسِ هُمَا بِهِمْ كُفْرٌ: الطَّعْنُ فِي النَّسَبِ وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ

“Dua perkara yang ada pada manusia, padahal keduanya merupakan kekafiran: mencela nasab dan meratapi mayit.” (HR. Muslim)

Dua sifat ini adalah di antara sifat-sifat kekafiran, karena keduanya adalah perbuatan orang-orang jahiliyah. Akan tetapi tidak otomatis siapa yang memiliki sifat kafir dihukumi kafir secara mutlak.

Dalam riwayat lain disebutkan :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُوْدَ أَوْ شَقَّ الْجُيُوْبَ أَوْ دَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

“Tidaklah termasuk golongan kami orang yang menampar pipi atau merobek-robek pakaian atau berteriak dengan teriakan Jahiliyah”. [Disepakati keshahihannya : Al-Bukhari dalam Al-Jana’iz 1294, Muslim dalam Al-Iman 103]

Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Zad al-Ma’ad menambahkan :

“Menyeru dengan seruan jahiliyah dan bertakziah dengan takziah adalah seperti seruan kepada fanatisme kesukuan dan kepada leluhur, sama dengan fanatik madzhab, tarekat, dan syaikh, mengunggulkan sebagian di atas sebagian lain dengan dasar hawa nafsu dan fanatik, bahwa dia menisbatkan diri kepadanya, lalu menyeru kepadanya, membela karenanya, dan memusuhi karenanya, semua itu adalah seruan jahiliyah.”

 

•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
📖 Disarikan oleh Ustadz Rian Abu Rabbany dari kitab Panduan Lengkap Membenahi Akidah Karya Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullaah
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•

***

Demikianlah artikel yang membahas tentang sabar dan kedudukannya dalam Akidah (bagian 2), sebagaimana yang diterangkan oleh dalil-dalil yang shahih.

Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…

Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum…

 

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *