Kumpulan Soal Jawab
arti kebahagiaan yang sesungguhnya, bagaimana cara meraih kebahagiaan yang sesungguhnya, hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya, kajian sunnah bandung, kebahagiaan sesungguhnya, kebahagiaan sesungguhnya adalah, kebahagiaan sesungguhnya menurut islam, kebahagiaan yang sesungguhnya, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah, kebahagiaan yang sesungguhnya itu seperti apa, kebahagiaan yang sesungguhnya menurut islam, kebahagian yang sesungguhnya, tanya jawab islam
kajiban
0 Comments
Bagaimana Cara Meraih Kebahagiaan yang Sesungguhnya?
Bagaimana Cara Meraih Kebahagiaan yang Sesungguhnya?
Bismillah…
Diantara perkara dunia yang secara fitrah akan diinginkan oleh setiap manusia, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan, baik orang yang masih muda maupun yang sudah lanjut usia, dicari oleh orang yang baik maupun jahat, bahkan dicari oleh mereka yang beriman maupun yang kafir, perkara yang akan diinginkan oleh semua orang tersebut adalah kebahagiaan.
Inilah fitrahnya manusia, bahwa mereka semua tentu berharap dan ingin untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya. Dan ada banyak ragam cara yang dilakukan untuk meraih kebahagiaan tersebut. Namun bagaimana cara meraih kebahagiaan yang sesungguhnya?
Berbagai Anggapan Manusia tentang Kebahagiaan
Sebagian manusia ada yang menyangka bahwa kebahagiaan akan bisa dirasakan ketika berkelana dan melancong ke berbagai negara, sehingga yang dia lakukan adalah terus berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu negeri ke negeri lainnya, sampai-sampai keberadaan anak dan istrinya di rumah belum cukup untuk membuatnya bahagia. Namun nyatanya, dia belum juga menemukan kebahagiaan.
Sebagian manusia lainnya, ada yang menyangka bahwa kebahagiaan ada pada harta yang melimpah dan anak yang banyak, sehingga dia terus berjuang dan berusaha untuk memperbanyak keduanya. Namun nyatanya, hal tersebut malah melalaikannya dari perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dia pun tidak menemukan kebahagiaan, akan tetapi justru keadaannya seperti yang Allah Ta’ala firmankan :
أَلْهَىٰكُمُ ٱلتَّكَاثُرُ
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,”
حَتَّىٰ زُرْتُمُ ٱلْمَقَابِرَ
“sampai kamu masuk ke dalam kubur.”
(QS. At-Takatsur : 1 – 2)
Dan sebagiannya lagi, ada yang berkeyakinan bahwa kebahagiaan terletak pada praktek kemaksiatan dan kelezatan duniawi, dan memberikan setiap apa yang dihasratkan jiwa dan diinginkan hawa nafsu, lalu dia pun terjerumus ke dalam kemaksiatan, kemudian dia dapati hatinya terasa sempit.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha : 124)
Kemudian dia tetap melakukan kemaksiatan yang lainnya, namun kenyataannya, dia belum juga menemukan kebahagiaan.
Sebagiannya lagi ada yang berpendapat bahwa kebahagiaan yang dicarinya selama tidaklah pernah ada, dan tidak mungkin ada kebahagiaan di dunia, dan keadaan mereka semua sungguh memprihatinkan. Mereka tidak tahu cara meraih kebahagiaan. Sungguh kebahagiaan itu benar adanya! Demi Allah kebahagiaan benar adanya!
Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Sungguh kebahagiaan itu adalah surga dunia, dialah surga yang telah dikenal oleh para Salaf. Sesungguhnya kebahagiaan diraih dengan Merealisasikan Tauhid, karena Merealisasikan Tauhid adalah sebab ketentraman hati. Karena seorang hamba menggantungkan hatinya hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga hatinya pun tentram.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَلَمْ يَلْبِسُوٓا۟ إِيمَٰنَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am : 82)
Orang yang tidak melakukan syirik akan diberikan keamanan dan petunjuk, karena syirik adalah jenis kedzaliman yang paling besar.
Siapa yang menjamin keamanan untuk manusia? Allah! Dan siapapun yang telah Allah berikan rasa aman, siapa yang bisa membuatnya takut?!
Hati akan tenang, jiwa akan tentram, nyaman dan bahagia dengan Merealisasikan Tauhid.
Seorang hamba tidak akan merasa bahagia, seperti kebahagiaan yang didapat dengan bertauhid! Sesungguhnya kebahagiaan diraih dengan Amal Shalih dan Kemurnian Tauhid.
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Dalam melakukan amal shalih, harus terpenuhi padanya 2 syarat :
-
Ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, amalan tersebut bukan untuk tujuan dunia, bukan untuk riya’ atau sum’ah.
-
Mengikuti petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan merupakan bid’ah.
Siapapun orangnya, baik laki-laki maupun perempuan yang mengerjakan amal shalih dalam keadaan beriman (maksudnya bertauhid), maka Allah akan membalasnya dengan kehidupan yang lebih baik. Dan orang yang telah Allah perbaiki kehidupannya, siapa yang mampu mengacaukannya!? Siapa yang bisa mengacaukan kehidupan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala perbaiki!? Sesungguhnya kebahagiaan diraih dengan bertaqwa kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman :
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq : 2)
Orang yang bertaqwa akan menemukan jalan keluar dari kesempitan hidup, rezeki yang baik akan mendatanginya, sehingga dia pun merasakan kebahagiaan dan ketentraman hati. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya! Inilah surga dunia! Inilah manisnya dunia! Inilah kelezatan dunia! Yang akan dirasakan bagi siapa yang bisa menerapkan point-point di atas.
Allahu Akbar wahai saudaraku! Perhatikan sabda agung yang pernah diucapkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“. [HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.]
Allahu Akbar…
Hamba yang merealisasikan Tauhid serta beramal shalih, dan menjadikan akhirat sebagai prioritas dan tujuan utamanya, Allah Azza wa Jalla akan satukan seluruh urusannya, sehingga hatinya tenang di dunia ini. Dan Allah akan memberikan kecukupan di dalam hatinya, sehingga dia akan terus merasa kaya dan tenteram, dan dunia akan tetap mendatanginya dalam keadaan hina.
Dia tidak akan dihalangi dari dunia, karena memang rezeki sudah ditetapkan untuk setiap orang, rezeki tidak akan berkurang atau bertambah. Namun keberkahan rezeki akan terus menyertainya dengan adanya ketaatan dan perbuatan baik.
Adapun mereka yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, dan fokusnya hanya kehidupan dunia saja, dan seluruh kelezatannya saja, tidak merasa berada dalam pengawasan Allah Azza wa Jalla, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, sehingga hatinya menjadi kacau balau.
Ketika hendak beranjak tidur, dia tidak bisa tidur, karena Allah cerai beraikan isi hatinya, menghadap ke kanan dan kiri tidak kunjung tidur juga, kemudian Allah jadikan kefakiran di depan matanya, setiap kali melihat dia merasa dirinya masih saja fakir, dia terus mengejar dunia, maka yang terjadi dirinya semakin fakir, semakin lelah dan semakin pedih, karena yang dia lihat hanya kefakiran. Bersama dengan seluruh rasa lelahnya, ternyata dunia tidak juga mendatanginya kecuali apa yang telah Allah tetapkan saja, rezekinya tidak bertambah dengan sebab ini.
Intinya, yang namanya kebahagiaan, kebaikan dan ketentraman diraih dengan menggantungkan hati kita kepada Allah, dan bersemangat dalam mengerjakan ketaatan, menjadi orang yang bertauhid, menjadi orang yang ikhlas, menjadi orang yang shalih, menjadi orang yang bertaqwa. Kita melakukan ketaatan di atas cahaya Allah, dengan mengharapkan pahala dari Allah, kita juga meninggalkan kemaksiatan di atas cahaya Allah, disertai rasa takut akan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wahai saudara dan saudariku! Demi Allah tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia! Sungguh aku mencintai kebaikan untuk kalian sebagaimana aku mencintai kebaikan untuk diriku sendiri, dan sungguh aku sangat berharap kita semua di dunia ini menjadi orang yang berbahagia, dan di akhirat kelak menjadi penduduk surga firdaus yang tertinggi.
Maka aku wasiatkan untuk diriku dan saudara sekalian, mari kita berpegang pada poin poin yang telah kami sebutkan, serta bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya! Dan apabila kita bisa menerapkan itu semua, niscaya kita akan mendapatkan kebaikan dan keberkahan di dunia ini, dan kelak kita juga akan mendapati balasan yang paling sempurna, paling indah, dan paling tinggi nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Aku memohon kepada Allah Azza wa Jalla dengan nama-nama-Nya yang Agung dan sifat-sifat-Nya yang Tinggi, agar menetapkan untukku dan untuk kalian apa yang kita semua sukai dan inginkan berupa kebaikan, dan memberikan kemuliaan-Nya, dan mengisi hati-hati dan rumah-rumah kita dengan kebahagiaan, kebaikan, dan keberkahan, dan menjadikan kita semua termasuk orang yang bertauhid dan menerapkan Sunnah serta beramal shalih, dan menjadikan kita di akhirat kelak sebagai penduduk surga Firdaus yang tertinggi.
Wallahu ta’ala a’la wa a’lam. Semoga shalawat dan salam tersampaikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Disarikan dari ceramah singkat “Kebahagiaan Yang Sesungguhnya” – Syaikh Sulaiman Ar-Ruhaily hafizhahullah
***
Semoga penjelasan tentang bagaimana cara meraih kebahagiaan yang sesungguhnya ini bermanfaat dan memberikan faidah kepada kita semua. Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum…
Post Comment