Cara Menenangkan Diri Saat Sedih Menurut Syariat Islam

Cara Menenangkan Diri Saat Sedih Menurut Syariat Islam

Cara menenangkan diri saat sedih menurut syariat Islam ini penting untuk dibaca dan dipelajari! Semoga bisa membantu mengatasi kesedihan yang dirasakan dengan cara yang Allah Ta’ala ridhoi.

Bismillah…

Dalam kehidupan, kita pasti pernah mengalami musibah, maka kita harus tahu apa yang sebaiknya kita lakukan saat kesedihan melanda, sehingga bisa berbuah kebaikan dan pahala.

Rasulullah ﷺ bersabda :

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ؛ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Seluruh urusannya merupakan kebaikan, dan ini tidak dimiliki kecuali oleh orang beriman. Jika mendapatkan kenikmatan, dia bersyukur, dan itu baik baginya; jika tertimpa musibah, dia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

 

Cara Menenangkan Diri Dikala Kesedihan Datang Melanda

Berikut akan dijelaskan beberapa hal yang harus diingat seorang hamba beriman, untuk dijadikan cara menenangkan diri dikala sedih, yang sesuai dengan syariat Islam.

 

1. Allah memilih kita supaya menjadi orang yang sabar

Di antara bentuk kesabaran adalah menahan diri dari kemarahan, menahan lisan dari keluh kesah, juga menahan anggota badan dari perbuatan yang mengundang murka Allah.

 

2. Mengharap pahala atas musibah yang menimpa

Sabar itu harus ikhlas demi Allah, bukan terpaksa. Sabar hakiki ada di awal datangnya musibah. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Al-Ahzab: 10)

 

3. Mengucapkan kalimat istirja dan membaca doa musibah

Rasulullah ﷺ bersabda, “Jika seorang hamba tertimpa musibah, lalu membaca doa yang diperintahkan Allah :

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

“Kita milik Allah semata dan sesungguhnya hanya kepada-Nya semata kita kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.” (HR. Muslim)

melainkan Allah memberinya pahala atas musibah tersebut, dan memberinya ganti yang lebih baik daripada sesuatu yang hilang karenanya.” (HR. Muslim)

Sesungguhnya musibah dan bala yang menimpa manusia akan sirna dengan seizin Allah.

 

4. Menjauhi perbuatan dan ucapan yang dimurkai Allah

Di antara perbuatan dan ucapan yang dimurkai Allah adalah berkata buruk, menampar pipi, mengoyak pakaian, mencakari wajah, meratap, meraung-raung, mengeluh kepada orang lain, menggunduli kepala, berdoa meminta kematian, dan merintih-rintih sambil mengutuk.

 

5. Mengadu kepada Allah, tidak mengeluh kepada Makhluk

Adukanlah masalah kita kepada Allah, mohonlah pertolongan pada-Nya. Allah Ta’ala menceritakan tentang teladan dari Nabi Ya’qub dalam firman-Nya :

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ

Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf: 86)

 

6. Meringankan musibah dengan mengingat kematian dan mengingat wafatnya Nabi

Yang harus kita lakukan adalah mengingat kematian, bukan meminta kematian. Dengan mengingat musibah yang lebih besar, tentu saja musibah yang kecil terasa lebih ringan.

 

7. Di balik setiap musibah terdapat hikmah

Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah menyatakan, “Sungguh, tidaklah musibah menimpaku melainkan Allah menurunkan tiga nikmat atas diriku darinya. Pertama, musibah itu bukan pada agamaku. Kedua, musibah itu tidak lebih besar daripada musibah yang lain. Ketiga, Allah memberiku kesabaran dalam menghadapinya.

 

8. Segala sesuatu telah tertulis dalam suratan takdir

Apabila kita meyakini bahwa setiap musibah telah tertulis dan ketetapan-Nya pasti terjadi tanpa bisa dielakkan, serta dibalik setiap musibah ada hikmah, maka musibah tersebut akan terasa ringan dan kita pun terhibur dengannya.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allah, dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.”

[Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Majah (no. 79, 4168); an-Nasa-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsar (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Hidâyatur Ruwat ila Takhriji Ahaditsil Mashabih wal Misykat (no. 5228)

 

9. Harapkanlah pertolongan dari Allah semata

Tidak layak seorang muslim menunggu pertolongan dari selain Allah. Demikian pula tidak sepatutnya ia berputus asa dari rahmat-Nya. Menggantungkan harapan kepada Allah saat tertimpa musibah sangat penting. Saat itulah kita merasa amat membutuhkan-Nya, bertadharu’, dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan penuh harap dan cemas.

Ingatlah janji Allah Ta’ala:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا , إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah: 5-6).

 

•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
📚 Disarikan oleh Ustadz Rian Abu Rabbany dari buku “Panduan Amal Sehari Semalam” Karya Abu Ihsan al-Atsari dan Ummu Ihsan hafizhahumallah
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•

***

Demikianlah artikel yang membahas tentang cara menenangkan diri saat sedih menurut syariat Islam, yang mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.

Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…

Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di grup WA Kajian Sunnah Bandung.

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…

Barakallahu fiikum…

 

Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *