10 Kaidah Penyucian Jiwa
Artikel Islam Pilihan
10 kaidah penyucian jiwa, artikel islam, jiwa yang kotor, jiwa yang suci, kajian sunnah bandung, kesucian jiwa, kunci pokok penyucian jiwa, orang yang beruntung, orang yang merugi, penyucian jiwa yang benar, proses penyucian jiwa, sepuluh kaidah penting
kajiban
2 Comments
10 Kaidah Penyucian Jiwa (Mukaddimah)
10 Kaidah Penyucian Jiwa (Mukaddimah)
Bismillah..
Perkara dan keadaan jiwa adalah sesuatu yang agung lagi penting, bahkan dalam surat Asy-Syams, Allah Ta’ala telah bersumpah dengan beragam makhluknya yang besar yang menunjukkan keagungan-Nya atas jiwa yang bahagia dan tidak.
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا وَالنَّهَارِ إِذَا جَلاهَا وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا وَالأرْضِ وَمَا طَحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya, dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya, dan langit serta pembinaannya, dan bumi serta penghamparannya, dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 1-10)
Pada ayat kesembilan, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”, disebutkan bahwa asal penyucian adalah penambahan kebaikan dan yang dimaksud ayat ini adalah barangsiapa yang berusaha untuk menyucikan jiwanya, memperbaiki, dan meninggikannya dengan memperbanyak ketaatan dan kebaikan serta menjauhi keburukan maka pasti ia akan bahagia.
Sedangkan pada firman Allah “dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”, asal pengotoran adalah menutupi. Orang yang bermaksiat sudah menutupi jiwanya yang mulia dengan melakukan dosa-dosa, menguburnya dengan berbagai hal yang rendah dan hina, menghancurkan dan merusaknya dengan melakukan berbagai hal yang tercela, sehingga jiwa itu menjadi hina sehingga ia tertimpa kesengsaraan dan kerugian. Wal ‘iyadzu billah.
Ibnu al-Qayyim rahimahullah dalam al-Fawa`id berkata, “Jiwa yang mulia tidak akan rela kecuali dengan akibat yang paling tinggi, utama, dan terpuji. Sedangkan jiwa yang hina akan berada di sekitar hal-hal hina sebagaimana lalat berkutat di sekitar kotoran. Jiwa yang mulia lagi tinggi tidak suka dengan kedzaliman, perbuatan keji, hal yang vulgar, pencurian, maupun pengkhianatan, karena ia lebih besar dan mulia dari itu semua, sementara jiwa yang hina dan rendah sebaliknya. Setiap jiwa akan condong kepada sesuatu yang sesuai dan selaras dengannya.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya jiwa itu memiliki hak atasmu.” Sungguh telah salah orang yang mengira bahwa hak jiwa tersebut adalah dengan bersikap keras kepadanya dan menghalanginya dari fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Begitu pula salah orang yang meremehkan dan abai memperbaiki, bahkan membiarkannya terseret tarikan syahwat.
Namun penyucian jiwa itu ditempuh melalui jalan-jalan syariat, dengan sikap pertengahan, tidak berlebih-lebihan dan meremehkan, bahkan dengan berpegang teguh pada petunjuk dan jalan lurus Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikh ‘Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafizhahullah akan membahas sepuluh kaidah penting yang dapat membantu seorang muslim untuk menyucikan jiwa, menumbuhkan, dan membersihkannya dari segala sesuatu yang dapat mengotorinya.
Masing-masing dari kaidah tersebut akan di bahas dalam artikel terpisah. yang akan dicantumkan link-nya di bawah apabila artikelnya sudah dipublikasikan.
Berikut adalah daftar artikel berisi kaidah 1 sampai 10 yang sudah diterbitkan.
- Kaidah ke-1 : Tauhid adalah Pokok Penyucian Jiwa
- Kaidah ke-2 : Do’a adalah Kunci Penyucian Jiwa
- Kaidah ke-3 : Al-Qur’an Sumber & Penolong Pensucian Jiwa
- Kaidah ke-4 : Mencari Panutan dan Teladan
- Kaidah ke-5 : Pensucian Itu adalah Takhalli dan Tahalli
- Kaidah ke-6 : Menutup Pintu dari Hal yang Menjerumuskan
- Kaidah ke-7 : Mengingat Mati dan Perjumpaan dengan Allah Ta’ala
- Kaidah ke-8 : Selektif saat Memilih Teman
- Kaidah ke-9 : Waspada terhadap Ujub dan Tertipu Diri Sendiri
- Kaidah ke-10 : Mengenal Hakikat Jiwa
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
📖 Disarikan oleh ustadz Rian Abu Rabbany dari kitab ‘Asyru Qawa’ida fi Tazkiyat an-Nafsi karya Syaikh ‘Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr hafizhahullah
•═◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═•
***
Demikianlah artikel yang membahas tentang 10 kaidah penyucian jiwa sebagaimana yang diterangkan dalam al-Qur’an dan hadits. Semoga Allah senantiasa membimbing dan menunjukkan kita kepada kebenaran, serta memberikan taufik kepada kita untuk mengetahui ilmu tentang syari’at agama Islam untuk kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menghadirkan keberkahan dan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, aamiin ya Rabbal ‘alamin…
Dapatkan berbagai informasi lainnya mengenai artikel islami, poster nasihat, info kajian sunnah Bandung serta kesempatan untuk melakukan tanya jawab di .
Dapatkan kebaikan dengan share artikel ini kepada keluarga, sahabat, teman dan kenalan Anda. Rekomendasikan juga website KajianSunnahBandung.Web.Id agar semakin banyak orang yang mendapatkan faidah dan kebaikan melalui wasilah Antum. Insya Allah…
Barakallahu fiikum..
2 comments